Minggu, 30 Oktober 2016

Penurunan Status Gizi Pasien Rawat Inap Masihlah Terjadi

cara mengecilkan perut buncit secara alami

Penurunan Status Gizi Pasien Rawat Inap Masihlah Terjadi

Makassar, KompasKasus penurunan status gizi pasien rawat inap dirumah sakit atau hospital malnutrition masihlah berlangsung di umumnya rumah sakit di Indonesia. Itu berlangsung lantaran dokter yang menjaga pasien tidak memperhatikan supply nutrisi yang pas untuk pasien. ”Kasus itu bisa dijauhi bila ada diagnosis status gizi pasien, ditindaklanjuti dengan rencana konsumsi gizi yang disusun pakar gizi klinis, ” tutur Dr Sri Sukmaniah MSc SpGK, dosen Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Kampus Indonesia, waktu bicara dalam Simposium Gizi Internasional 2009 serta Konferensi Gizi Klinik Asia Pasifik Ke-6 di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (13/10). Ia menguraikan, beberapa riset tunjukkan, 30-60 % pasien rawat inap malah menanggung derita malnutrisi, baik itu dirumah sakit negara maju ataupun dirumah sakit negara berkembang, seperti di Indonesia. Sri menuturkan riset status gizi pasien rawat inap yang bakal melakukan pembedahan saluran cerna (digestive surgery) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada 1 April sampai 31 Agustus 2009. ”Data status gizi menurut indeks massa badan tunjukkan persentase pasien yang alami gizi kurang kronis pada hari pertama perawatan meraih 16 %. Persentase pasien yang alami gizi kurang tengah atau gizi kurang enteng semasing 13 %. Pasien dengan status gizi normal meraih 47 %, sesaat pasien dengan keunggulan berat tubuh meraih 11 %, ” kata Sri. Pada hari perawatan ke-7 persentase pasien yang alami gizi kurang kronis jadi 20 %. Mengenai persentase pasien gizi kurang tengah serta enteng jadi semasing 11 %. ”Namun, persentase pasien dengan status gizi normal menyusut jadi 43 %. Pasien keunggulan berat tubuh jadi tambah jadi 15 %, ” tutur Sri. Mortalitas naikSri menerangkan, penurunan status gizi pasien rawat inap memprihatinkan lantaran gizi kurang tingkatkan resiko mortalitas, tingkatkan resiko infeksi, serta tingkatkan cost penyembuhan pasien. ”Diagnosis status gizi pasien semestinya dapat dikerjakan lantaran tak memerlukan ketrampilan spesial. Rencana therapy gizi perlu ketrampilan gizi klinis, ” kata Sri. Spesialis bedah Fakultas Kedokteran Kampus Hasanuddin, Dr Warsinggih SpB KBD, dalam komunitas yang sama, juga menyebutkan, penurunan status gizi pasien rawat inap RS ada banyak berlangsung. Walau sebenarnya support gizi utama untuk persiapan operasi. ”Peranan beberapa pakar gizi begitu diperlukan dirumah sakit. Support gizi yang baik bakal menurunkan tingkat mortalitas serta mempercepat pengobatan pascaoperasi dan menurunkan resiko infeksi pascaoperasi. Umpamanya, pengalaman beberapa dokter bedah tunjukkan pasien dengan albumin 2 % mempunyai resiko luka operasi terbuka yang tinggi, ” tuturnya. (ROW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar